Wednesday, April 13, 2011

Pertanyaan di Atas Meja Makan

Kenangan itu memang telah menjadi sejarah hubungan kita.

Tapi sungguh, aku belum ingin menguburnya

sampai kutemui kau kembali

dan kita duduk berdua di atas meja makan ini.


Masih ingatkah kau akan kenangan itu, sayang?

Saat dirimu tiba-tiba muncul menjawab kerinduanku.

Menyodokkan kata 'revolusi' ke hadapanku.

Di sini, di meja makan kita.

Silam lalu.


Bagiku, semuanya masih terbayang jelas.

Artikulasimu memang sungguh meyakinkan,

bahasa tubuhmu pun tak dapat diindahkan.

Tapi aku memendam ragu, sayang.

Ragu yang tak dapat kau terima, membuatmu tak tahan.

Lantas pergi menghilang dari seberang meja.

Menyebar histeria ke seluruh penjuru bahwa aku seorang pengkhianat.

Namun kau tak tahu bahwa cintaku tetap di sini, bersetia untukmu.

Menjaga nuansa di meja makan kita.


Jangan menjauh, sayang.

Mendekatlah ke sini.

Mari kita santap sepiring nasi ini berdua.

Agar kita sama-sama rasakan lagi keintiman

yang telah membuatku nelangsa berkali-kali.

Juga ruak wangi tanah di tengah jejarum hujan yang menusuk bumi.

Hangat mentari hadir dalam penantian bunga-bunga liar di pematang.

Licin belut bermandikan lumpur.

Kecipak air di tiap riang lompat kodok.

Pacu adrenalin ikan-ikan kecil berkejaran di sela batang padi.

Serenada burung-burung bersuara merdu.

Lembut embun tipis, setipis harapanku padamu.


Mengapa kau ingin menggantinya dengan bau dan deru mesiu

yang telah menguliti kemanusiaan kita?


Wajahmu selalu manis, sayang.

Saat mendatangiku dengan segala macam ide di kepalamu.

Untuk kali ini, kau membawakanku sebuah istilah asing lagi

dari perjalananmu ke negeri antah-berantah.

Sadarkah kau, sayang?


Bukan dirimu atau mereka, tapi Tuhan

yang telah mengajarkanku menjaga nuansa meja makan kita

ataukah kau merasa Tuhan telah mengutusmu

untuk memungut uang atas ilmu yang diajarkannya?


Kau boleh pergi lagi, sayang.

Menyebar histeria, menelangsakan aku.

Juga, kau dapat pulang.

Dan aku akan selalu menyiapkan

sepiring nasi untuk kita santap berdua.

Di sini, di meja makan kita.

Dengan nuansa dan romansa yang sama.



Selong, 09.September.10

No comments: